Geologi Lembar Majene dan Bagian Barat Lembar Palopo,
Sulawesi
(Oleh : Djuri, Sudjatmiko, S. Bachri dan Sukido, 1998)
Edisi
Kedua
PENDAHULUAN
Peta dasar dibuat oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi,
berdasarkan peta dari U.S. Army Map Service, seri T-503, Lembar SA 50-16 dan SA
51-13, 1965.
Peta geologi dibuat berdasarkan pemetaan pada tahun 1912 oleh Sudjatmiko,
Djuri, Budi Santoso, Memed dan Yop Yusuf, serta kompilasi oleh S. Bachri pada
tahun 1997.
Edisi pertama (1974), oleh Djuri dan Sudjatmiko
Edisi kedua (1997), digambar dan dicetak ulang dengan beberapa perbaikan oleh :
S. Bachri dan
Sukido
Disunting oleh D. Sukarna, N Ratman dan (and) T.C. Amil
Disunting oleh D. Sukarna, N Ratman dan (and) T.C. Amil
Tatanan Stratigrafi
Daerah Lembar Majene dan Bagian Barat Lembar Palopo
terbentuk oleh beraneka macam batuan seperti, batuan sedimen, malihan,
gunungapi dan terobosan. Umurnya berkisar dari Mesozoikum sampai Kuarter.
Satuan tertua di Lembar ini adalah Batuan Malihan
(TR w) yang terdiri dari sekis, genes, filit dan batusabak. Satuan ini mungkin
dapat disamakan dengan Kompleks Wana di Lembar Pasangkayu yang diduga berumur
lebih tua dan Kapur dan tertindih takselaras oleh Formasi Latimojong (Kls).
Formasi tersusun oleh filit, kuarsit, batulempung malih dan pualam, berumur
Kapur.
Satuan berikutnya adalah Formasi Toraja (Tet) terdiri
dari batupasir kuarsa, konglomerat kuarsa, kuarsit, serpih dan batulempung yang
umumnya berwarna merah alau ungu. Formasi ini mempunyai Anggota Rantepao (Tetr)
yang terdiri dari batugamping numulit
berumur
Eosen Tengah Eosen Akhir. Formasi Toraja menindih
takselaras Formasi Latimojong, dan tertindih takselaras oleh Batuan Gunungapi
Lamasi (Toml) yang terdiri dari batuan gunungapi, sedimen gunungapi dan
batugamping yang berumur Oligo-Miosen atau Oligosen Akhir - Miosen Awal. Batuan
gunungapi ini mempunyai Anggota Batugamping (Tomc), tertindih selaras oleh
Formasi Riu (Tmr) yang terdiri dari batugamping dan napal. Formasi Riu berumur
Miosen Awal - Miosen Tengah, tertindih takselaras oleh Formasi Sekala (Tmps)
dan Batuan Gunungapi Talaya (Tmtv). Formasi Sekala terdiri dari grewake,
batupasir hijau, napal dan batugamping bersisipan tuf dan lava bersusunan
andesit-basal; berumur Miosen Tengah - Pliosen; berhubungan men-jemari dengan
Batuan Gunungapi Talaya. Batuan Gunungapi Talaya terdiri dari breksi, lava dan
tuf yang bersusunan andesit-basal dan mempunyai
Anggota Tuf Beropa (Tmb). Batuan
Gununapi Talaya menjemari dengan Batuan Gunungapi Adang (Tma) yang
terutama bersusunan leusit basal.
Pemerian Satuan
Qa ALUVIUM
: Lempung lanau, pasir, dan kerikil
|
Qphs ENDAPAN ANTAR GUNUNG : Konglomerat mengandung komponen granit,
batupasir tufaan, batulanau dan serpih, setempat mengandung fosil moluaka;
termampatkan lemah.
Qpps NAPAL
PAMBAUANG : Napal tufa, serpih napalan meagandung nodul, batupasir tufaan,
dan lensa-lensa konglomerat; mengandung fosil foraminifera yang menunjukkan
umur Plistosen. Tebal satuan sekitar 300 m, dan kemungkinan terendapkan di
lingkungan laut dangkal.
Tmpi BATUAN
TEROBOSAN : Umumnya batuan beku bersusunan asam sampai menengah seperti
granit, granodiorit, diorit, senit, monzonit kuarsa den riolit; setempat
dijumpai gabro di G. Pangi. Singkapan terbeser di daerah G. Paroreang yang
menerus sampai daerah G. Gandadiwata di Lembar Mamuju (Ratman dan Atmawinata,
1993). Umumya diduga Pliosen karena menerobos Batuan Gunungapi Walimbong yang
berumur Mio-Pliosen, serta berdasarkan kesebandingan dengan granit di Lembar
Pasangkayu yang berumur 3,35 juta tahun
(Sukamto, I975a)
Tppv BATUAN
GUMINGAPI PAREPARE : Breksi gunungapi berkomponen trakit dan andesit;
batuapung, batupasir tufaan, konglomerat dan breksi tufaan; diterobos oleh,
retas-retas trakit-andesit. Umur satuan adalah Pliosen berdasarkan penarikhan
radiometri pada trakit dan tufa di Parepare yang menghasilkan umur 4,25 dan
4,95 juta tahun (S.D. Obradovich, dalam Sukamto, 1982).
Tppl ANGGOTA LAVA BATUAN GUNUNGAPI PAREPARE : Lava trakit, kelabu muda
hingga putih, berkekar-tiang.
Tmpm FORMASI MAPI : Batupasir tufan, batulanau, batulempung, batugamping
pasiran dan kanglomerat. Berdasarkan kandungan fosil foraminiferanya umur
formasi ini Miosen Tengah - Pliosen. Formasi ini tersingkap di daerah S. Mapi, tebalnya sekitar 100 m.
|
Tpl ANGGOTA
BATUGAMPING FORMASI WALANAE : Batugamping terumbu, tebalnya kurang dari 100
m, dijumpai menumpangi atau sebagai
lensa pada bagian atas Batuan Gunungapi Walimbong (Tmpv). umurya sekitar
Mio-Pliosen. dengan lingkungan
pengendapan laut dangkal. Batuan serupa dan seumur di Lembar Pangkajene dan
bagian barat Watampone (Sukamto, 1982) disebut Anggota Tacipi Formasi Walanae,
di Lembar Enrekang (Sukido. 1997) disebut Formasi Tacipi.
Tmpv BATUAN GUNUNGAPI WALIMBONG : Lava berausunsn basal sampai andesit, sebagian lava bantal; breksi andesit piroksin, breksi andsit trakit; mengandung feldspatoid di beberspa tempat; diendapkan di lingkungan laut. diduga berumur Mio-Pliosen karena menjemari dengan Formasi Sekala yang berumur Miosen Tengah - Pliosen; tebalnya ratusan meter.
Tmm FORMASI
MANDAR : Batupasir, batulanau dan serpih, berlapis baik, mengandung lensa
lignit, mengandung foraminifera berumur
Miosen Akhir,
tebal mencapai
400 m, mungkin diendapkan di lingkungan laut dangkal sampai deltaik; di Lembar
Mamuju formasi ini dikuasai oleh napal dan batugamping dengan sisipan tuf, batupasir
dan konglomerat, serta disebut Formasi Mamuju (Ratman dan Atmawinata, 1993).
Tmps FORMASI
SEKALA : Batupasir, konglomerat, serpih, tuf, sisipan lava andesit –
basalan,; mengandung foraminifera berumur Miosen Tengah – Pliosen dengan
lingkungan pengendapan laut dangkal; tebalnya sekitar 500 m. Di Lembar Mamuju
(Ratman dan Atmawinata, 1993) formasi ini juga disusun oleh batupasir hijau,
napal dan lava bantal, dan sebagian batuan bercirikan endapan turbidit.
Tomd FORMASI
DATE : Napal diselingi batulanau gampingan dan batupasir gampingan; tebal
endapan mencapai 500 - 1000 m; kandungan foraminifera menunjukkan umur Oligosen
Tengah - Miosen Tengah dengan lingkungan pengendapan laut dangkal. Di Lembar
Mamuju (Ratman dan Atmawinata. 1993) formasi ini disebut Formasi Rio.
Tomm FORMASI
MAKALE : Batugamping terumbu, terbentuk di laut dangkal. Umurnya diduga
Miosen Awal - Miosen Tengah.
Tms PORMASI SALOWAJO : Napal dan
batugamping yang tersisip, setempat mengandung batupasir gampingan berwarna
abu-abu biru sampai hitam, konglomerat dan breksi, Foraminifera umurnya
berjangka dari Miosen Awal hingga Miosen Tengah termuda.
Tml FORMASI LOKA : Batuan epiklastik gunungapi terdiri dari batupasir andesitan batulanau, konglomeerat dan breksi. Berlapis hingga masif terutama sebagai endapan darat hingga delta dan laut dangkal. Fosil foraminifera menunjukkan umur Miosen Tengah - Miosen Akhir. Tebalnya mencapai ratusan meter.
Tolv BATUAN GUNUNGAPI LAMASI :
Lava andesit, basal, breksi gunungapi, batupasir dan batulanau; setempat
mengandung feldspatoid; umumnya terkloritkan dan terkersikan; umurnya diduga
Oligosen karena menindih Formasi Toraja (Tets) yang berumur Eosen, sedang
Formasi Toraja menurut Simandjuntak, drr. (1991) berumur Paleosen. Tebal satuan
tidak kurang dari 500 m.
Tets FORMAS1 TORAJA : Serpih coklat kemerahan, serpih napalan kelabu, batugamping, batupasir kuarsa, konglomerat, batugamping, dan setempat batubara. Tebal formasi diduga tidak kurang dan 1000 m.
Fosil
foraminifera besar pada batugamping menunjukkan umur Eosen - Miosen (Budiman,
1981. dalam Simandjuntak, drr., 1993). Sedang lingkungan pengendapannya laut
dangkal. Formasi ini menindih tidak selaras Formasi Latimojong dan ditindih
tidak selaras oleh Batuan Gunungapi Lamasi.
Tetl ANGGOTA
BATUGAMPING FORMASI TORAJA : Batugamping kelabu hingga putih, bebeepa
lensa-lensa besar, mengandung numulites berumur Eosen dengan lingkungan
pengendapan laut dangkal, tebalnya sekitar 500 m; di Lembar Mamuju disebut
Anggota Rantepao Formasi Toraja (Ratman dan Atmawinata, 1993).
Kls FORMASI
LATIMOJONG : Secara umum formasi ini mengalami pemalihan lemah - sedang;
terdiri atas serpih, filit, rijang, marmer, kuarsit dan breksi terkersikkan;
diterobos oleh batuan beku menengah sampai basa; di Lembar Mamuju (Ratman dan Atmawinata, 1993) juga
dijumpai batulempung mengandung fosil Globotruncana berumur Kapur Akhir,
dengan lingkungan pengendapan laut dalam. Tabal formasi lebih dari 1000 m.
TEKTONIKA DAN STRUKTUR
Lembar Majene dan bagian barat Palopo terletak di Mendala Geologi Sulawesi Barat (Sukamto, 1975 b, lihat gambar). Sejarah tektoniknya dapat diuraikan mulai dari jaman Kapur, yaitu, saat Mendala Geologi Sulawesi Timur bergerak ke barat mengikuti gerakan tunjaman landai ke barat di bagian timur Mendala Gaologi Sulawesi Barat. Penunjaman ini berlangsug hingga Miosen Tengah, saat kedua mendala tersebut bersatu. Pada akhir Miosen - Tengah sampai Pliosen terjadi pengendapan sedimen molasa secara tak selaras di atas seluruh mendala geologi di Sulawesi, serta terjadi terobosan batuan granitan di Mendala Geologi Sulawesi Barat, Pada Plio-Pliosen seluruh daerah Sulawesi tercenangga. Didaerah pemetaan, percenanggaan ini diduga telah mengakibatkan terbentuknya lipatan dengan sumbu berarah baratlaut - tenggara, serta sesar naik dengan bidang sesar miring ke timur. Setelah itu seluruh daerah Sulawesi terangkat dan membentuk bentangalam seperti sekarang ini.
SUMBERDAYA MINERAL DAN ENERGI
Secara setempat, yaitu di daerah utara G. Gandang dijumpai mineralisasi tembaga, timbal, seng dan besi, yaitu pada batuan gunungapi dan pada batuan terobosan. Karena sebaran batuan gununapi cukup luas, disertai penerobosan batuan granitoid yang cukap luas pula, maka kemungkinan di daerah ini mempunyai potensi mineral logam yang tinggi. Adanya alterasi seperti kloritisasi dan silisifikasi pada Batuan Gunungapi Lamasi juga merupakan petunjuk adanya mineralisasi. Berbagai macam batuan beku terobosan yang ada menpunyai potensi sangat besar untuk keperluan bahan bangunan. Adapun sumber energi yang ada adalah batubara yang tersingkap dibeberapa tempat pada Formasi Toraja.
DAFTAR ACUAN
Abendanon,
E.C., 1915. Geologische en geographische doorkruisingen van Midden-Celebes
(1909-1910): Leiden, E.J. Brill, v.I, 451
p
|
Reyzer. E.C.,
1915. Geologische aanteekeningen betreffende de Zuidelijke Toraja Landen,
verzameld uit de Verslagen der mijnbouwkundige onder-zoekingen In Midden
Celebes: Jaarboek v.h Mijnwezen in
Nederlandsch Oost-Indie, 1918, Weltevreden (now Jatinegara), Gov”t. Printing
Office p, 154 – 209. pl.14
Simandjuntak,
TO, E. Rusmana, Surono dan Supandjono, 250.000. Penelitian dan
Pengembangan, Geologi.
Sukamto, R.,
1915 a. Geologic Map of Sulawesi Sheet VIII Ujung Pandang Scale 1:1000.000 Geological
Survey of Indonesia.
------1975 b.
The Structure of Sulawesi in the light of plate tectonics, Proc. Reg, on the Geol, and
Min Resources of Southeast Asia. Jakarta: Indonesian Association of Geologist.
------R., 1982. Geologi Lembar Pangkajene dan
Watampone Bagian Barat, Sulawesi. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi.
Sukido, D. Satria dan
S Koesoemadinata, 1997, Peta geologi
Lembar Enrekang Sulawesi,
skala 1 : 100.000, Puslitbang Geologi.
Tmb TUF BEROPA : perselingan tuf dan batupasir tufan,
bersisipan breksi gunungapi dan batupasir wake.
Tuf, berwarna putih kemerahan sampai kehijauan; berbutir halus- sedang; mengandung biotit, felspar dan
kuarsa. Batupasir tufan, berwarna kelabu kecoklatan; berlapis baik dan pejal.
|
Breksi gunungapi, berwarna kelabu kekuningan; pejal;
sebagian berlapis; komponen berukuran dan 5 sampa 30 cm dengan bentuk menyudut tanggung sampai menyudut. Tersusun oleh kepingan andesit sampai basal,
porfirit, tersusun dari plagioklas,
horenblenda, piroksen dan gelas
yang tertanam dalam massadasar mikrolit felspar.
Batupasir wake sebagai sisipan berwarna kelabu
muda, berlapis cukup baik dengan tebal dan 0,5 sampai 0,75 m.
Satuan ini diduga merupakan
anggota di bagian bawah dani Batuan Gunungapi Talaya sehingga
umurnya diduga Miosen Tengah. Tebalnya
± 500 m. Satuan ini tersingkap di tengah bagian timur
Lembar, terutama di sekitar desa
Belopa; menjemari dengan Batuan Gunungapi Talaya dan menindih takselaras Formasi Latimojong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar