Selasa, 10 Desember 2013
Minggu, 27 Oktober 2013
Komposisi Air Laut di beberapa Samudera, Alasan kenapa air laut asin?
Soal :
Ø Komposisi
Air Laut di beberapa Samudera, Daftar Pustaka dan Peta posisi Lautnya?
Aktifitas
apa saja yg ada di tempat tersebut? Misalnya kalau ada :
a. Eksplorasi/
masalah tambang bawah laut?
b. Perikanannya?
Ø Alasan
kenapa air laut asin?
Jawaban :
Ø Komposisi air laut
A.
SAMUDERA PASIFIK
Samudera
Pasifik merupakan salah satu samudera dengan sumber mineral yang sangat banyak.
Diperkirakan lautan pasifik ini mengandung 207 milyar ton besi, hampir 10
milyar ton titanium, 25 milyar ton magnesium, 1,3 milyar ton timah hitam, dan
hampir 800 juta ton vanadium. Selain perkiraan tersebut lautan pasifik masih
mengandung jenis bahan tambang lain. Cadangan mineral di lautan ini kira-kira
sebanyak 1.700 miliar ton yang tersebar di dasar laut dalam Samudera Pasifik.
Perkembangan
teknologi yang semakin pesat, semakin berkurang pula sumber daya serta energi
yang berada di bumi dan semakin bertambah banyak tuntutan itu mendapatkan
bahan-bahan tersebut, yang tentu saja menyadarkan seisi jagad semesta berpaling
sejenak dari darat untuk melihat sisi lain dari pemanfaatan isi lautan.
Walaupun jumlah dana yang dibutuhkan tidak sedikit untuk melakukan eksploitasi
di lautan. Namun, manusia-manusia modern saat ini akan terus beragresi agar
mendapatkan keuntungan ekonomi di aspek kelautan. Kita semua sadar akan
sumberdaya yang terdapat dibumi ini semakin menipis seiringnya denga
bertambahnya populasi dunia yang terus membengkak dari tahun ke tahun.
Peta POSISI lautan :
Samudra
Pasifik atau Lautan Teduh (dari bahasa spanyol Pacifico, artinya tenang) adalah
kumpulan air terbesar di dunia. Ia mencakup kira-kira sepertiga permukaan Bumi,
dengan luas sebesar 179,7 juta km² (69,4 juta mi²). Panjangnya sekitar 15.500
km (9.600 mi) dari Laut Bering di Arktik hingga batasan es di Laut Ross di
Antartika di selatan. Samudra Pasifik mencapai lebar timur-barat terbesarnya
pada sekitar 5 derajat U garis lintang, di mana ia terbentang sekitar 19.800 km
(12.300 mi) dari Indonesia hingga pesisir Kolombia. Batas sebelah barat samudra
ini biasanya diletakkan di Selat Malaka. Titik terendah permukaan Bumi—Palung
Mariana—berada di Samudra Pasifik. Samudra ini terletak di antara Asia dan
Australia di sebelah barat, Amerika di sebelah timur, Antartika di sebelah
selatan dan Samudra Arktik di sebelah utara.
Samudra
Pasifik berisi sekitar 25.000 kepulauan (lebih dari jumlah kepulauan yang
berada di lautan dunia lainnya jika digabung), yang mayoritas terletak di
selatan khatulistiwa. (Lihat: Kepulauan Pasifik.)
Di
batasan ireguler Samudra Pasifik terdapat banyak lautan, yang terbesar adalah
Laut Sulawesi, Laut Koral, Laut China Timur, Laut Jepang, Laut China Selatan,
Laut Sulu, Laut Tasman dan Laut Kuning. Selat Malaka menghubungkan Samudra Pasifik
dengan Samudra Hindia di sebelah barat, dan Selat Magelhaens menghubungkan
Samudra Pasifik dengan Samudra Atlantik di sebelah timur.
B.
SAMUDERA ATLANTIK
PARA
peneliti dari "the Woods Hole Oceanographic Institution" dan
Universitas Liverpool, Inggris, telah menemukan lapisan besi dan bahan-bahan
gizi, lebih dari 600 mil panjangnya, di Samudera Atlantik Selatan.
Hal
ini menantang anggapan lama mengenai sumber-sumber dan melimpahnya besi di
bawah laut. Penemuan ini timbul dari contoh-contoh air yang dikumpulkan dalam
ekspedisi laut tahun 2007 untuk memetakan komposisi kimia samudera antara
Brazil dan Namibia.
Mutu
besi dan mutu batu kawi (manganese) sangat tinggi sepanjang "Mid-Atlantic
Ridge," ditemukan pada kumpulan gunung-gunung dan lembah-lembah di bawah
air dimana lapisan-lapisan tektonika bumi pelan-pelan bergerak berpisahan.
Para
peneliti sudah lama menganggap bahwa "the MidAtlantic Ridge," dan
"ridge" lainnya yang lamban menyebar, adalah miskin besi. Studi-studi sebelumnya telah
memperlihatkan bahwa "ridge" semacam itu memancarkan helium sangat
sedikit, yang dikira menunjukkan adanya besi. Penemuan-penemuan baru memberikan
keraguan pada asumsi itu.
Besi
adalah kritis (genting) bagi kehidupan samudera, memacu pertumbuhan
"phytoplankton" dan unsur-unsur lain
yakni marine carbon cycle.
"Tetapi dalam hubungan photosynthesis,
kira-kira sepertiga dari produktivitasnya di samudera sebenarnya kekurangan
besi sebab sangat tidak dapat dilarutkan," kata Dr. Saito.
Jika "ridges" lamban bergerak, yang
merupakan setengah dari "ridges" di bawah laut dunia, menghasilkan
lebih banyak besi daripada yang sebelumnya diduga, ia tambahkan, kemungkinan
besar berubah cara menggambarkan dan contoh inventaris besi di
samudera-samudera
Peta POSISI lautan :
Samudra
Atlantik adalah samudra terbesar kedua di dunia, meliputi sekitar 1/5 permukaan
Bumi. Kata Atlantik berasal dari mitologi Yunani yang berarti "Laut
Atlas".
Samudra
ini berbentuk huruf S, memanjang dari belahan bumi utara ke belahan bumi
selatan, terbagi dua oleh garis khatulistiwa menjadi Atlantik Utara dan
Atlantik Selatan. Dibatasi oleh Amerika Utara dan Amerika Selatan di bagian
barat samudera dan Eropa dan Afrika di bagian timur samudra.
Samudra
Atlantik berhubungan dengan Samudra Pasifik, di bagian utara bumi melalui
Samudra Arktik dan di bagian selatan bumi melalui Lintasan Drake. Hubungan
buatan manusia antara Samudra Atlantik dengan Samudra Pasifik dibuat melalui
Terusan Panama. Batas antara Samudra Atlantik dengan Samudera Hindia di bagian
timur, dibatasi pada garis 20° Bujur Timur. Batas antara Samudra Atlantik
dengan Samudra Arktik adalah garis dari Greenland ke Svalbard di sebelah utara
Norwegia.
Mencakupi
sekitar 20% permukaan Bumi, Samudra Atlantik berada di urutan kedua terbesar
dalam segi ukurannya setelah Samudra Pasifik. Bersama dengan lautan di
sekitarnya ia mempunyai luas sebesar 106.450.000 km²; jika lautan di sekitarnya
tidak dihitung, luasnya 82.362.000 km². Jumlah wilayah yang mengalir ke Samudra
Atlantik lebih besar empat kali daripada Samudra Pasifik maupun Samudra Hindia.
Volume Samudra Atlantik dengan lautan sekitarnya adalah 354.700.000 km³ dan
tanpanya adalah 323.600.000 km³.
Kedalaman
rata-rata Samudra Atlantik, dengan lautan di sekitarnya adalah 3.332 m (10.932
kaki); tanpanya adalah 3.926 m (12.877 kaki). Kedalaman terbesar, 8.605 m
(28.232 kaki), berada di Palung Puerto Riko. Lebar Samudra Atlantik beragam,
dari 2.848 km (1.769 mil) di antara Brasil dan Liberia hingga sekitar 4.830 km
(3.000 mil) antara Amerika Serikat dan sebelah utara Afrika.
Samudra
Atlantik mempunyai pesisir pantai yang tak beraturan (ireguler) yang dibatasi
berbagai teluk dan lautan, termasuk Laut Karibia, Teluk Meksiko, Teluk St.
Lawrence, Laut Mediterania, Laut Hitam, Laut Utara, Laut Baltik, dan Laut Norwegia-Greenland.
Pulau-pulau di Samudra Atlantik termasuk Svalbard, Greenland, Islandia,
Rockall, Britania Raya, Irlandia, Fernando de Noronha, Azores, Kepulauan
Madeira, Kepulauan Canary, Tanjung Verde, Bermuda, Hindia Barat, Ascension, St.
Helena, Tristan da Cunha, Kepulauan Falkland, dan Georgia Selatan dan Kepulauan
Sandwich Selatan.
C.
SAMUDERA HINDIA
Samudera
Hindia merupakan samudera yang telah dikenal sejak zaman dahulu sebagai jalur
lalu lintas perdagangan internasional. Samudera Hindia berbatasan langsung
dengan Asia Selatan disebelah utara, Afrika dan Timur Tengah disebelah barat,
Indonesia dan Australia disebelah Timur, dan Antartika disebelah selatan. Tanpa
adanya Samudera Hindia seluruh pedagang dari Eropa dan Amerika untuk menuju
daratan Asia harus mengitari Benua Afrika yang luasnya mencapai delapan kali
lebih jauh dibanding dengan melalui Samudera Hindia. Samudera Hindia memiliki
luas sebesar ± 68. 556.000 km² dengan kedalaman rata-rata 3.850 m. Termasuk
didalamnya Laut Merah, Teluk Persia, Laut Jawa, dan Laut Arab.
Peradaban
dunia pertama terjadi di Mesopotamia yang kemudian berkembang hingga ke Lembah
Hindus India dan kemudian semakin tumbuh dan berkembang populasinya hingga ke
Samudera Hindia. Pentingnya Samudera Hindia bagi dunia sudah terlihat sejak
dahulu dimana Samudera Hinda telah dijadikan tempat peradaban pertama di dunia.
Samudera Hindia memiliki kandungan minyak murni dan mineral yang sangat banyak
jumlahnya sehingga, diperkirakan akan menjadi tempat eksploitasi baru yang
sangat berpotensial sebagai sumberdaya mineral. Selama ini seluruh penjuru
dunia hanya melihat potensi yang dihasilkan oleh Samudera Pasifik tanpa
mempedulikan kandungan mineral yang dimiliki Samudera Hindia. Padahal yang kita
ketahui bersama bahwa di Kawasan Samudera Hindia ini merupakan induk laut dari
negara-negara penghasil minyak terbesar di dunia seperti negara-negara yang
terletak di Kawasan Timur Tengah.
Samudera
Hindia merupakan satu potensi nyata terhadap tumbuhnya ekonomi baru. Melupakan
sejenak sumber daya yang dikandung Samudera Pasifik dan beralih kepada potensi
yang dimiliki oleh Samudera Hindia. Inilah babak baru dari percaturan ekonomi
politik yang dapat melibatkan beberapa negara terdekatnya dengan saling adanya
upaya bersama maupun masing-masing negara untuk mengambil keuntungan dari
Samudera Hindia itu sendiri. Karena berada disekitar negara-negara penghasil
minyak nomor satu di dunia maka, Samudera Hindia menjadi Lautan yang memiliki
kandungan mineral dan produsen minyak terbanyak diseluruh dunia.
Peta POSISI lautan :
Samudra
Hindia, Samudra Indonesia atau Samudra India adalah kumpulan air terbesar
ketiga di dunia, meliputi sekitar 20% permukaan air Bumi. Di utara dibatasi
oleh selatan Asia; di barat oleh Jazirah Arabia dan Afrika; di timur oleh
Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa, Kepulauan Sunda Kecil, dan Australia; di
selatan oleh Antartika. Samudra ini dipisahkan dengan Samudra Atlantik oleh 20°
timur meridian, dan dengan Samudra Pasifik oleh 147° timur meridian. Samudra
Hindia atau Samudra India adalah satu-satunya samudra yang menggunakan nama
negara yaitu India.
D.
SAMUDERA ARKTIK
Es
di lautan Arktik sudah menyusut sampai ke luas permukaan terkecil sejak
dimulainya pencatatan. Akibatnya, dunia pun kini berada dalam 'skenario yang
tak pernah diprediksi sebelumnya' seiring dengan makin intensifnya dampak
perubahan iklim, menurut ilmuwan Amerika Serikat. Gambaran satelit menunjukkan
lapisan es sudah meleleh sampai 3,4 juta kilometer persegi per 16 September,
titik terendah pada tahun ini. Ini adalah luas tutupan es terkecil di Arktik
sejak dilakukan pencatatan pada 1979 menurut Pusat Data Salju dan Es Nasional. "Kini
kita berada di situasi yang tak pernah dibayangkan.
"Meski
kita sudah lama tahu bahwa seiring dengan menghangatnya planet, perubahan akan
pertama terlihat jelas di Arktik, namun hanya sedikit dari kita yang tahu
bagaimana mempersiapkan diri terhadap cepatnya perubahan yang kini sudah
terjadi."
Es
di Arktik memang meluas dan menyusut sesuai musim, dan titik terendah biasanya
terjadi pada September. Tahun ini penuh dengan luasan es yang terus menyusut ke
titik terendah, rekor tersebut sudah terjadi pada 26 Agustus dan 4 September.
Dan
dalam dua pekan terakhir, tutupan luas es yang meleleh mencapai 517.997 km
persegi, angka yang cukup besar untuk akhir musim panas. Menurut ilmuwan Walt
Meier, "Penurunan tutupan es yang kuat di akhir musim panas menjadi
indikasi betapa tipisnya es ini sekarang."
Para
ilmuwan menggunakan luas es Arktik sebagai patokan iklim secara keseluruhan.
Terlepas dari fluktuasi tahunan akibat variasi cuaca alami, lapisan es ini
terlihat jelas menunjukkan tren menyusut dalam 30 tahun terakhir, menurut Pusat
Data Salju dan Es Nasional.
"Tingkat
minimum tahun ini hampir 50 persen lebih rendah dari rata-rata 1979-2000,"
menurut mereka.
Pusat
penelitian yang berbasis di Colorado ini mengatakan bahwa komposisi Arktik kini
berubah.
Saat
sebelumnya es tetap membeku sepanjang musim panas, kini sebagian besar meleleh
dan membeku lagi saat musim berganti. "Dua puluh tahun dari sekarang di
bulan Agustus, Anda mungkin bisa menaiki kapal melewati Samudera Arktik,"
kata ilmuwan Julienne Strove. Padahal kawasan itu biasanya tertutup oleh es
sepanjang tahun.
Berbagai
model iklim memprediksikan "kondisi bebas es" itu terjadi pada 2050,
namun penurunan luasan es ini menunjukkan bahwa kondisi tersebut bisa terjadi
lebih cepat dari yang diperkirakan.
Pusat
penelitian tersebut kini memperingatkan bahwa panas dan kelembaban dari tutupan
es Arktik yang meleleh bisa membawa implikasi global. "Ini akan secara
bertahap memengaruhi iklim di area tempat tinggal kita," ujar dia.
"Kita
memiliki lebih sedikit kutub polar, maka akan ada lebih banyak variasi dan
ekstrem (cuaca)." Aktivis lingkungan Greenpeace memprihatinkan pengumuman
tersebut. Mereka berharap fakta ini akan memicu rasa darurat dan aksi
memperlambat tren ini. "Hanya dalam 30 tahun, kita sudah mengubah
bagaimana planet kita terlihat dari luar angkasa. Dan kini dengan segera Kutub
Utara akan bebas es pada musim panas," kata Direktur Greenpeace Kumi
Naidoo dalam sebuah pernyataan.
Menurut
ilmuwan, perubahan iklim terjadi saat karbondioksida dan berbagai gas yang
dihasilkan manusia muncul ke atmosfer dan membuat planet sulit untuk
merefleksikan kembali panas itu ke angkasa, sehingga terjadi efek rumah kaca. Bersamaan
dengan melelehnya es di Greenland, gas rumah kaca lain, metana, yang terperangkap
di es abadi pun terlepas ke udara.
Metana tersebut berasal dari sisa jasad
tumbuhan dan hewan yang terperangkap dalam sedimen dan kemudian terutup lapisan
es dalam Zaman Es terakhir. Metana 25 kali lebih efektif dalam memerangkap
panas sinar matahari daripada karbondioksida.
Saat
metana dilepas ke atmosfer dan planet menghangat lagi karena efek rumah kaca,
maka lebih banyak es lagi yang akan meleleh, dan melepaskan lebih banyak karbon
ke udara.
Peta POSISI lautan :
Samudra
Arktik mengisi sebuah basin bundar dan memiliki luas sekitar 14.056.000
kilometer persegi, hanya kurang sedikit dari 1.5 kali luas Amerika Serikat.
Panjang garis pantainya adalah 45.389 kilometer. Hampir dikelilingi oleh
daratan sepenuhnya, Samudra Arktik mencakup Tanjung Baffin, Laut Barents, Laut
Beaufort, Laut Chukchi, Laut Siberia Timur, Laut Greenland, Tanjung Hudson,
Teluk Hudson, Laut Kara, Laut Laptev, Laut Putih dan badan-badan air lainnya.
Terhubung dengan Samudra Pasifik oleh Teluk Bering dan ke Samudra Atlantik
melalui Laut Greenland dan Laut Labrador. Letak astronomisnya adalah 90°00′LU
0°00′BT
Sebuah
palung samudra, Palung Lomonosov, membagi Samudra Arktik yang mengisi basin
Kutub Utara menjadi dua basin: Eurasia, atau Nansen, Basin, (dinamakan setelah
Fridtjof Nansen) yang dimana kedalamannya 4.000 dan 4.500 meter, dan Amerika
Utara, atau Hyperborean, Basin, yang kedalamannya sekitar 4.000 meter.
Bathymetry dari dasar samudra ditandai dengan fault-block ridge (seperti
bukit), plains of the abyssal zone (seperti kawasan berlubang-lubang),
laut-laut dalam, dan basin-basin. Rata-rata kedalaman Samudra Arktik adalah
1.038 meter. Titik terdalamnya terdapat di Basin Eurasia yaitu 5.450 meter.
Samudra
Arktik terdiri atas sebuah chokepoint (aliran air yang sempit karena diapit
oleh dua daratan) utama di selatan Laut Chukchi yang menyediakan akses utara ke Samudra
Pasifik melalui Teluk Bering antara Amerika Utara dan Rusia. Samudra Arktik
juga menyediakan link (penghubung) laut terpendek antara barat dan timur Rusia
yang ekstrem. Ada beberapa stasiun penelitian terapung di Arktik, dioperasikan
oleh Amerika Serikat dan Rusia.
Masukan
air terbesar berasal dari Atlantik melalui jalur Aliran Norwegia, yang kemudian
mengalir sepanjang pantai Eurasia. Air juga masuk dari Pasifik melalui Teluk
Bering. Aliran Greenland Timur membawa sebagian besar air yang keluar. Es
menutupi sebgaian besar samudra sepanjang tahun, menyebabkan suhu yang
mendekati beku sepanjang waktu. Arktik adalah sumber udara dingin yang bergerak
ke arah ekuator, bertemu dengan udara hangat di garis lintang bagian tengah dan
menyebabkan hujan dan salju. Kehidupan laut banyak terdapat di daerah terbuka,
khususnya daerah yang lebih dekat dengan air di sebelah selatan.
Pelabuhan-pelabuhan utama di Samudra Arktik adalah (Rusia) Murmansk dan
Arkhangelsk, (Canada) Churchill, Manitoba dan (A.S.)Prudhoe Bay, Alaska.
Ø Alasan kenapa air laut asin ?
Sebetulnya
rasa asin pada air laut berasal dari daratan, kronologisnya begini... Pada saat
terjadi hujan di daratan air akan meresap dalam tanah dan sedikit demi sedikit
akan keluar lagi melalui sungai - sungai dan akhirnya mencapai laut. Nah pada
saat perjalanan menuju ke laut tersebut air dari daratan juga membawa garam -
garam mineral sehingga laut di penuhi garam - garam mineral.
Kita
mengetahui laut mempunyai permukaan yang sangat luas sehingga hal ini menjadi
salah satu faktor penguapan yang cukup besar, pada saat air laut menguap
hanyalah H20 (air) sedang garam garam mineral tetap tinggal bersama air lauu,
begitulah sehingga air laut rasanya asi. kadar keasinan air laut ini
dipengaruhi oleh faktor suhu, biasanya semakin panas daerah tersebut air
lautnya semakin asin. lalu kenapa air di danau itu tidak berasa asin padahal
airnya juga dari daratan? Jawabannya karena permukaan air danau tidak cukup
luas sehingga penguapannya tidak begitu besar, maksudnya air yang menguap
dengan air yang masuk ke danau masih balance dan sumber mineralnya sangat
terbatas beda dengan laut yang sumber mineralnya dari berbagai penjuru dunia
menjadi satu.
Air
laut adalah air dari laut atau samudera. air laut memiliki kadar garam rata -
rata 3.5%. Artinya dalam 2,5 liter (2500 ml) air laut terdapat 60 gram garam
(terutama, namun tidak seluruhnya, garam dapur/NaCI).
Walaupun
kebanyakan air laut di dunia memiliki kadar garam sekitar 3,5%, air laut juga
berbeda-beda kandungan garamnya. Yang paling tawar adalah di timur teluk
finlandia dan di utara Teluk Bothnia, keduanya bagian dari Laut Baltik. Yang
paling asin adalah Laut Merah, dimana suhu tinggi dan sirkulasi terbatas
membuat penguapan tinggi dan sedikit masukan air dari sungai-sungai. kadar
garam di beberapa danau dapat lebih tinggi lagi.
Air
laut memiliki kadar garam karena bumi dipenuhi dengan garam mineral yang terdapat
dalam batu-batuan dan tanah. Contohnya natrium, kalium, kasium, dll. Apabila
air sungai mengalir ke lautan, air tesebut membawa garam. Ombak laut yang
memukul pantai juga dapat menghasilkan garam yang terdapat pada batu - batuan.
Lama-kelamaan air laut menjadi asin karena banyak mengandung garam.
KENAPA
AIR LAUT BERWARNA BIRU ?
Alasan
air laut berwarna biru pada dasarnya, air tidak memiliki warna. Air hanya
menyerap cahaya yang kemudian merefleksikannya. Ada satu pertannya yang sering
di ajukan mengenai laut, adalah mengenai warnanya. "Mengapa Laut Nampak
Biru?"
Ada
Dua proses optik utama pada air laut, dan zat terlarut atau tersuspensi dalam
air laut, saat berinteraksi dengan cahaya yang masuk dari matahari. Dua proses
ini adalah penyerapan (absorption) dan hamburan (scattering). Di atmosfer,
alasan utama bahwa langit berwarna biru adalah disebabkan oleh hamburan cahaya
Dilaut, cara utama air berinteraksi adalah dengan penyerapan cahaya, Air
menyerap cahaya merah, dan pada tingkat lebih rendah, air juga menyerap cahaya
merah, dan pada tingkat lebih remdah, air juga menyerap cahaya kuning dan
hijau, menyebabkan warnanya bisa berubah ubah tergantung kedalaman dan
tempatnya. Warna biru merupakan warna yang paling di serap oleh air, sehingga
air nampak berwarna biru. Singkatnya, semakin dalam kedalaman laut, semakin ia
berwarna kebiruan.
Diagram
di atas menujukkan kedalaman cahaya yang akan menembus di air laut. Karena
cahaya merah di serap kuat, menjadikannya hilang, dan cahaya biru terus
menembus masuk kedalam. Dari diagram tersebut juga menjadi alasan kenapa air di
dalam bak mandi berwarna putih, di karenakan semua cahaya masih di terserap
oleh air sehingga membuat warnanya nampak putih. Sementara saat matahari mulai
terbenam dan terbit, air laut akan kelihatan merah di permukaanya dikarenakan
penyerapan cahaya tersebut.
Warna
yang berbeda pada laut, sungai dan danau juga di sebabkan oleh tanaman yang
hidup di dasarnya seperti alga yang terdapat pada laut merah, dan endapan yang
tercwa di dalam air. seperti warna coklat yang merupakan endapan yang terbwa
dari sungai, sehingga membuat warnanya nampak keruh.
Minggu, 13 Oktober 2013
Definisi Daerah Aliran Sungai (DAS)
Definisi
DAS
Daerah Aliran Sungai (DAS) secara
umum didefinisikan sebagai suatu hamparan wilayah/ kawasan yang dibatasi
oleh pembatas topografi (punggung bukit) yang menerima, mengumpulkan air hujan,
sedimen dan unsur hara serta mengalirkannya melalui anak-anak sungai dan
keluar pada sungai utama ke laut atau danau. Linsley (1980) menyebut DAS
sebagai “A river of drainage basin in the entire area drained by a
stream or system of connecting streams such that all stream flow
originating in the area discharged through a single outlet”.
Daerah Aliran Sungai adalah suatu
wilayah daratan yang menerima, menampung dan menyimpan air hujan untuk kemudian
menyalurkan ke laut atau danau melalui satu sungai utama. Dengan demikian suatu
DAS akan dipisahkan dari wilayah DAS lain di sekitarnya oleh batas alam (topografi)
berupa punggung bukit atau gunung. Dengan demikian seluruh wilayah daratan
habis berbagi ke dalam uni-unit Daerah Aliran Sungai (DAS) (Asdak, 1995).
Dari beberapa definisi di
atas, dapat dikemukakan bahwa DAS merupakan ekosistem, dimana unsur
organisme dan lingkungan biofisik serta unsur kimia berinteraksi secara dinamis
dan di dalamnya terdapat keseimbangan inflow dan outflow dari
material dan energi.
Daerah Aliran Sungai (DAS)
merupakan wilayah yang paling tepat bagi pembangunan, tempat bertemunya
kepentingan nasional dengan kepentingan setempat. Pembangunan ekonomi yang
mengolah kekayaan alam Indonesia harus senantiasa memperhatikan bahwa
pengelolaan sumber daya alam juga bertujuan untuk memberi manfaat pada masa
yang akan datang. Oleh sebab itu, sumber daya alam terutama hutan, tanah, dan
air harus tetap dijaga agar kemampuannya untuk memperbaiki diri selalu
terpelihara.
Perencanaan tata ruang harus
mempertimbangkan daerah hulu dan daerah hilir DAS, terkait peruntukan lahan
maka perencanaan peruntukan lahan haruslah meliputi seluruh DAS. Secara
Hidrologis wilayah hulu dan hilir merupakan satu kesatuan organis yang tidak
dapat terpisahkan, keduanya memiliki keterkaitan dan ketergantungan yang sangat
tinggi (Purwanto,1997).
Daerah Aliran Sungai biasanya
dibagi menjadi daerah hulu, tengah, dan daerah hilir. Daerah hulu dicirikan
sebagai daerah konservasi, mempunyai kerapan drainase yang lebih tinggi,
merupakan daerah dengan kemiringan lereng lebih besar (lebih besar dari 15%),
bukan merupakan daerah banjir, pengaturan pemakaian air ditentukan oleh pola
drainase. Sementara daerah hilir DAS merupakan daerah pemanfaatan, kerapatan
drainase lebih kecil, merupakan daerah dengan kemiringan kecil sampai sangat
kecil (kurang dari 8%), pada beberapa tempat merupakan daerah banjir (genangan
air). Ekosistem DAS hulu merupakan bagian yang sama pentingnya dengan daerah
hilir karena mempunyai fungsi perlindungan terhadap seluruh bagian DAS (Asdak,
1995).
Karakteristik DAS
Karakteristik Daerah Aliran Sungai
(DAS) meliputi beberapa variable yang dapat diperoleh melalui pengukuran
langsung, data sekunder, peta dan dari data penginderaan jauh (remote sensing).
(Seyhan, 1977) menyatakan bahwa karakteristik Daerah Aliran Sungai (DAS)
dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu: (1) Faktor lahan (ground factor),
yang meliputi topografi, tanah, geologi, geomorfologi dan (2) Faktor
vegetasi dan penggunaan lahan.
Luas Daerah Aliran Sungai
Luas suatu DAS atau Sub DAS dapat
diukur secara langsung ke lapangan atau secara langsung di peta citra satelit
atau peta topografi (TOP)/ peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) dengan menggunakan
alat ukur luas (planimeter), atau dengan sistem Geographic
Information System (GIS). Sebelum melakukan penelitian maka batas DAS
harus ditentukan (deliniasi).
Bentuk DAS
Bentuk DAS mempunyai pola aliran
dan ketajaman puncak discharge banjir. Bentuk DAS sulit
dinyatakan secara kuantitatif. Dengan
membandingkan konfigurasi basin dapat dibuat suatu indeks yang berdasarkan pada
derajad kekadaran circulaty dari DAS.
Lereng
Pengukuran lereng di lapangan dapat
digunakan abney level atau Clinometer, sedangkan
pengukuran lereng melalui peta topografi atau peta Rupa Bumi Indonesia (RBI)
dapat menggunakan Slope Meter atau dengan mencari beda
tinggi dengan paralaks meter atau dengan menggunakan rumus Avery
(1975) menggunakan contour length methode.
Ketinggian
Ketinggian suatu tempat dapat
diketahui dari peta topografi, diukur di lapangan atau melalui foto udara jika
terdapat salah satu titik kontrol sebagai titik ikat. Ketinggian rata-rata pada
suatu DAS merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap temperatur dan
pola hujan khususnya pada daerah topografi bergunung.
Jaringan
Sungai
Pola aliran atau susunan sungai
suatu DAS merupakan karakteristik fisik setiap drainase basin yang
penting karena pola aliran sungai mempengaruhi efisiensi sistem drainase dan
karakteristik hidrografis, dan pola aliran menentukan bagi
pengelola DAS untuk mengetahui kondisi tanah dan permukaan DAS khususnya tenaga
erosi (Anonim, 1996).
Pola
Aliran
Terdapat bermacam-macam bentuk pola
aliran yang masing-masing dirincikan oleh kondisi yang dilewati oleh sungai
tersebut. Delapan jenis pola aliran yang biasa dijumpai adalah pola dendritik,
parallel, trellis, rectangular, radial, annural, multibasinal dan contorted.
Pola aliran dendritik yang mencirikan sebagian besar
sungai-sungai di Indonesia, dapat dijumpai dalam kondisi yang berbeda-beda
menurut batuannya.
Sungai
Terpanjang dan Sungai Induk
Panjang sungai terpanjang dan
sungai induk DAS diukur dari outlet ke sumber asal air, yaitu
dari mulut DAS (outlet/mouth of watershed) sampai sumber air. Sedangkan
panjang sungai utama diukur dari mulut DAS sampai ujung sungai utama.
Vegetasi
dan Penutupan Lahan
Peran vegetasi mempunyai arti yang
sangat penting dalam proses hidrologi suatu Daerah Aliran Sungai (DAS)
yaitu intercepting hujan yang jatuh dan transpirating air
yang terabsorpsi oleh akarnya.
Tanah
dan Batuan
Tipe dan distribusi tanah dalam
suatu Daerah Aliran Sungai adalah penting untuk mengontrol aliran bawah
permukaan (sub surface flow) melalui proses infiltrasi.
Variasi dalam tipe tanah dengan kedalaman dan luas tertentu akan mempengaruhi
karakteristik infiltrasi dan timbunan kelembaban tanah (soil
moister storage).
Definisi
DAS Berdasarkan Fungsi
Dalam rangka memberikan gambaran
keterkaitan secara menyeluruh dalam pengelolaan DAS, terlebih dahulu diperlukan
batasan-batasan mengenai DAS berdasarkan fungsi, yaitu pertama DAS bagian hulu
didasarkan pada fungsi konservasi yang dikelola untuk
mempertahankan kondisi lingkungan DAS agar tidak terdegradasi, yang
antara lain dapat diindikasikan dari kondisi tutupan vegetasi lahan DAS,
kualitas air, kemampuan menyimpan air (debit), dan curah hujan.
Kedua DAS bagian tengah didasarkan
pada fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelola untuk dapat memberikan manfaat
bagi kepentingan sosial dan ekonomi, yang antara lain dapat diindikasikan
dari kuantitas air, kualitas air, kemampuan menyalurkan air, dan ketinggian
muka air tanah, serta terkait pada prasarana pengairan seperti pengelolaan
sungai, waduk, dan danau.
Ketiga DAS bagian hilir didasarkan
pada fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelola untuk dapat memberikan manfaat
bagi kepentingan sosial dan ekonomi, yang diindikasikan melalui kuantitas dan
kualitas air, kemampuan menyalurkan air, ketinggian curah hujan, dan terkait
untuk kebutuhan pertanian, air bersih, serta pengelolaan air limbah.
Keberadaan sektor kehutanan di
daerah hulu yang terkelola dengan baik dan terjaga keberlanjutannya dengan
didukung oleh prasarana dan sarana di bagian tengah akan dapat mempengaruhi
fungsi dan manfaat DAS tersebut di bagian hilir, baik untuk pertanian, kehutanan
maupun untuk kebutuhan air bersih bagi masyarakat secara keseluruhan. Dengan
adanya rentang panjang DAS yang begitu luas, baik secara administrasi maupun
tata ruang, dalam pengelolaan DAS diperlukan adanya koordinasi berbagai pihak
terkait baik lintas sektoral maupun lintas daerah secara baik.
Pengelolaan
DAS
Pengelolaan DAS dapat disebutkan
merupakan suatu bentuk pengembangan wilayah yang menempatkan DAS sebagai suatu
unit pengelolaan sumber daya alam (SDA) yang secara umum untuk mencapai tujuan
peningkatan produksi pertanian dan kehutanan yang optimum dan berkelanjutan
(lestari) dengan upaya menekan kerusakan seminimum mungkin agar
distribusi aliran air sungai yang berasal dari DAS dapat merata sepanjang
tahun.
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai bersifat
multidisiplin dan lintas sektoral maka dalam pelaksanaan sistem perencanaan
pengelolaan DAS perlu diterapkan azas One River One Plan,
yaitu suatu perencanaan terpadu dengan memperhatikan kejelasan keterkaitan
antar sektor pada tingkat daerah/wilayah dan nasional serta kesinambungan-nya.
Selain itu pelaksanaan pengelolaan DAS umumnya melalui tiga upaya pokok :
· Pengelolaan tanah melalui
usaha konservasi tanah dalam arti luas;
· Pengelolaan sumber daya air melalui
usaha perlindungan sumber daya air;
· Pengelolaan hutan, khususnya hutan
lindung.
Kegiatan pengelolaan DAS juga
dihubungkan dengan kelestarian sumber daya air, yaitu:
· Kuantitatif: memperbesar suplai ke
dalam tanah sehingga menambah tampungan air tanah dan meningkatkan suplai air
tanah ke alur sungai yang berdampak mengurangi fluktuasi debit
limpasan;
· Kualitatif: mengurangi kandungan
material tersuspensi aliran sungai (suspended load). Sebagai
akibat bertambah besarnya air hujan yang masuk ke dalam tanah sehingga
pengikisan permukaan berkurang;
Dampak lain dari pengelolaan DAS
yang baik adalah peningkatan produktivitas lahan karena peningkatan resapan air
hujan ke dalam tanah akan menambah kadar lengas tanah (soil moisture)
yang selain akan memperbesar ketersediaan air juga meningkatkan proses disintegrasi dan dekomposisi
regolith dan batuan induk yang berakibat meningkatnya unsur mineral
dan unsur hara tanah yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan tanaman.
Ditinjau dari pengelolaan kondisi
fisik DAS terdapat 3 jenis pengelolaan, yaitu:
· Secara teknis, yaitu pengelolaan
dengan teknik-teknik konservasi lahan
· Secara vegetatif, yaitu dengan
penghutanan kembali lahan
· Secara kimiawi, yaitu dengan pemanfaatan
zat-zat kimia untuk meningkatkan kualitas lahan
Menurut Asdak (1999), dalam
keterkaitan biofisik wilayah hulu-hilir suatu DAS, perlu adanya beberapa hal
yang menjadi perhatian, yaitu sebagai berikut :
1) Kelembagaan
yang efektif seharusnya mampu merefleksikan keterkaitan lingkungan biofisik dan
sosial ekonomi dimana lembaga tersebut beroperasi. Apabila aktifitas
pengelolaan di bagian hulu DAS akan menimbulkan dampak yang nyata pada
lingkungan biofisik dan/atau sosial ekonomi di bagian hilir
dari DAS yang sama, maka perlu adanya desentralisasi pengelolaan DAS yang
melibatkan bagian hulu dan hilir sebagai satu kesatuan perencanaan dan
pengelolaan.
2) Eksternalities, adalah dampak (positif/negatif) suatu aktifitas/program
dan atau kebijakan yang dialami/dirasakan di luar daerah dimana
program/kebijakan dilaksanakan. Dampak tersebut seringkali tidak terinternalisir dalam
perencanaan kegiatan. Dapat dikemukakan bahwa negative
externalities dapat mengganggu tercapainya keberlanjutan
pengelolaan DAS bagi : (a) masyarakat di luar wilayah kegiatan (spatial
externalities), (b) masyarakat yang tinggal pada periode waktu tertentu
setelah kegiatan berakhir (temporal externalities), dan (c) kepentingan
berbagai sektor ekonomi yang berada di luar lokasi kegiatan (sectoral
externalities).
3) Dalam
kerangka konsep “externalities”, maka pengelolaan sumberdaya alam dapat
dikatakan baik apabila keseluruhan biaya dan keuntungan yang timbul oleh adanya
kegiatan pengelolaan tersebut dapat ditanggung secara proporsional oleh
para aktor (organisasi pemerintah, kelompok masyarakat atau perorangan) yang
melaksanakan kegiatan pengelolaan sumberdaya alam (DAS) dan para aktor yang
akan mendapatkan keuntungan dari adanya kegiatan tersebut. Pada penanganan DAS
bagian hulu diarahkan pada kawasan budidaya (pertanian)
Pentingnya posisi DAS sebagai unit
pengelolaan yang utuh merupakan konsekuensi logis untuk menjaga kesinambungan
pemanfaatan sumberdaya hutan, tanah dan air. Kurang tepatnya perencanaan dapat
menimbulkan adanya degradasi DAS yang mengakibatkan lahan
menjadi gundul, tanah/lahan menjadi kritis dan erosi pada lereng-lereng curam.
Pada akhirnya proses degradasi tersebut dapat menimbulkan
banjir yang besar di musim hujan, debit sungai menjadi sangat rendah di musim
kemarau, kelembaban tanah di sekitar hutan menjadi berkurang di musim kemarau
sehingga dapat menimbulkan kebakaran hutan, terjadinya percepatan sedimen
pada waduk-waduk dan jaringan irigasi yang ada, serta penurunan kualitas air.
Pada prinsipnya kebijakan
pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) merupakan hal yang sangat penting dalam
rangka mengurangi dan menghadapi permasalahan sumberdaya air baik dari
segi kualitas dan kuantitasnya. Kebijakan ini oleh karenanya merupakan
bagian terintegrasi dari kebijakan lingkungan yang didasarkan pada data
akademis maupun teknis. Beragamnya kondisi lingkungan pada beberapa daerah
serta perkembangan ekonomi dan sosial, menjadikan tantangan bagi perkembangan
daerah. Sehingga menuntut juga keberagaman spesifik analisa serta solusinya.
Keberagaman ini harus diperhitungkan dalam perencanaan dan pengambilan
keputusan untuk memastikan bahwa perlindungan dan penggunaan DAS secara
berkelanjutan ada dalam suatu rangkaian kerangka kerja (framework).
Langganan:
Postingan (Atom)